Sabtu, 17 Desember 2011

KIPRAH PEREMPUAN DI RUANG PUBLIK

2.1.2 Kiprah Perempuan di Ruang Publik
Sebelum berbicara lebih jauh mengenai bagaimana kiprah seorang perempuan di ruang publik, ada baiknya kita melihat bagaimana paradigma yang berkembang di tengah-tengah masyarakat terkait keterlibatan perempuan di ruang publik.
Pada umumnya orang melihat perempuan sebagai mahluk yang lemah, sementara laki-laki kuat; perempuan emosional, laki-laki rasional; perempuan halus, laki-laki kasar dan seterusnya. Perbedaan-perbedaan ini kemudian diyakini sebagai ketentuan kodrat yang sudah dari sono-nya³. Oleh karenanya ia bersifat tetap dan tidak dapat diubah, mengubah itu dianggap sebagai menyalahi kodrat atau bahkan menentang ketentuan Tuhan (Muhammad, 2009).
Dari sisi budaya perempuan pun ternyata tidak diuntungkan dalam kiprahnya di ruang publik. Di mana budaya yang tampak di sekitar kita secara umum masih memperlihatkan dengan jelas keberpihakannya kepada laki-laki. Dalam kebudayaan ini “budaya patriarki” memapankan peran laki-laki untuk melakukan dan menentukan apa saja disadari atau tidak mendapatkan pembenaran. Sebaliknya perempuan berada dalam posisi subordinat. Ia menjadi bagian dari laki-laki dan menggantungkan hidupnya pada laki-laki.
Salah satu ayat Al Quran yang selalu dijadikan dasar atas pandangan-pandangan di atas adalah “laki-laki adalah pemimpin atas kaum perempuan” (Q.S. An Nisa: 34).
Padahal ayat ini menurut Abdullah (2003), jelas sekali berbicara tentang laki-laki dan perempuan dalam konteks hubungan suami istri. Kesan yang paling kuat ketika membaca ayat di atas adalah bahwa laki-laki merupakan pemimpin dalam rumah tangga, serta perempuan tunduk dan tersubordinasi dalam hal-hal yang berkaitan dengan rumah tangga. Ketika berbicara masalah-masalah publik–di luar rumah tangga– laki-laki dan perempuan adalah sejajar baik dalam masalah sosial, bisnis, politik dan lain-lain.
Namun karena pemahaman yang sudah lama terkonstruk sedemikian rupa, sehingga memunculkan paradigma yang keliru pula. Sehingga tak jarang fenomena-fenomena di atas kemudian menjadi penyebab yang menghalangi kiprah perempuan di ruang publik. Dan tak jarang pula menimbulkan rasa kurang percaya diri seorang perempuan atas dirinya4.
Padahal ketika kita menyoroti kiprah perempuan di ruang publik, kita bisa saksikan bahwa seorang perempuan juga memiliki kualitas dan kapasitas yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Ada sederetan nama perempuan-perempuan hebat yang mengisi perjalanan sejarah kehidupan manusia sejak zaman dahulu hingga kini. Dalam agama Islam kita mengenal Ratu Balqis yang sukses memimpin negeri Saba’, bahkan di Indonesia kita pernah bersepakat memilih seorang presiden perempuan.
Kemudian lihat pula sejarah yang telah mencatat beberapa perempuan-perempuan tangguh yang berjuang mengangkat senjata di medan perang. Aisyah ra, istri Rasulullah yang telah memipin pasukan perang, demikian pula dengan Fatimah Az Zahra puteri Nabi SAW. Selanjutnya ada Atikah binti Yazid ibn Muawiyah, Ummu Salamah binti Ya’qub yang terlibat aktif dalam peran politik ketika itu5.
Dalam konteks masa kini sangat mudah kita temui bahwa banyak perempuan bekerja di tempat publik seperti pasar, kantor, dan sawah walaupun partisipasi itu tidak dianggap sebagai tugas utama seorang perempuan (Alimi, 2004).
Lebih lanjut (Alimi, 2004) menjelaskan terlalu tergesa-gesa menyimpulkan perempuan termasuk di Indonesia secara absolut didomestifikasi dan terbatas di tempat-tempat umum. Karena sebagaimana kita ketahui perempuan telah menjadi aktor politik penting dalam perjuangan kaum nasionalis dalam lingkungan publik yang menandai masuknya bangsa ini ke dalam era modernitas (Boserop, 1970 dalam Handayani dan Novianto, 2004).
Artinya tidak semua laki-laki memiliki kualitas dan kapasitas di atas perempuan. Hal ini bukan saja karena dipandang sebagai bentuk diskriminasi yang bertentangan dengan dasar-dasar kemanusiaan universal, melaiknan juga karena fakta-fakta sosial sendiri yang telah membantahnya (Muhammad, 2009)
Jika kita mencerna dengan lebih berhati-hati dan objektif, maka akan kita temui pandangan Islam yang mengatur bagaimana sesungguhnya Islam memandang kedudukan laki-laki dan perempuan.
Hakekat keadilan dan kesetaraan gender memang tidak bisa dilepaskan dari konteks yang selama ini dipahami oleh masyarakat tentang peranan dan kedudukan laki-laki dan perempuan di dalam realitas sosial mereka. Masyarakat belum memahami bahwa gender adalah suatu konstruksi atau bangunan budaya tentang peran, fungsi dan tanggung jawab sosial antara laki-laki dan perempuan. Kondisi demikian mengakibatkan kesenjangan peran sosial dan tanggung jawab sehingga terjadi diskriminasi, terhadap laki-laki dan perempuan.
Dalam bidang kepemimpinan, Islam memandang manusia sebagai khalifah Tuhan di muka bumi. Akhir dari surat Al Ahzab mempertegas kekhalifahan manusia di muka bumi sebagai pengemban amanat Allah SWT untuk mengolah dan memakmurkan bumi. Inilah tugas pokok manusia dan tidak terdapat perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Ini yang dalam hukum Islam disebut taqlidiyah6.
Namun perlu disadari pula sesungguhnya tugas perempuan yang pertama dan yang paling besar yang tidak ada pertentangan padanya adalah mendidik generasi yang telah dipersiapkan oleh Allah, baik secara fisik maupun jiwa. Wajib bagi perempuan untuk tidak melupakan risalah yang mulia ini disebabkan karena pengaruh materi atau modernisasi apa pun adanya, karena tidak ada seorang pun yang mampu melakukan tugas agung ini yang sangat menentukan masa depan ummat kecuali dia. Dengan demikian maka kekayaan ummat akan semakin baik, itulah kekayaan sumber daya manusia7.

Senin, 12 Desember 2011

Kisah Tak Berujung

Langit ketika itu masih gelap. Matahari juga masih bersembunyi di belahan bumi lain. Awan-awan seakan sempoyongan bergerak perlahan, angin bertiup malas. Hawa dingin yang kurang bersahabat menyergap, menambah jelas bayang-bayang pekat, menjadi gelap.
Di suatu tempat yang tak diketahui namanya, seorang lelaki tanggung tercekat, berdiri mematung entah berapa jam lamanya. Matanya nanar menatap sekelilingnya, sepertinya ia menantikan seseorang yang sangat ingin ditemuinya.
Langit masih saja gelap, dan kini kegelapan itu ditambah oleh berkumpulnya awan pekat. Di tempat itu sunyi senyap, tak ada suara lain selain detak jantung dan tarikan nafas lelaki itu.
Dari kejauhan, sebuah bayang berkelebat mendekat ke arah lelaki itu, bayang itu terlihat seperti seorang wanita, namun masih belum terlalu jelas karena jaraknya masih cukup jauh. Lelaki tadi berdiri tegap, mengumpulkan kembali energi yang hampir lenyap karena terlalu lama menunggu dalam sepi.
Selang beberapa waktu, awan mulai menjauh, angin kembali bertiup ramah, jangkrik yang sejak tadi berdiam menjerit sejadi-jadinya tanpa irama yang jelas. Lelaki tadi terlihat duduk berdua bersama seorang wanita, mereka berbincang cukup serius. Seperti sedang membicarakan masalah penting yang harus segera dicarikan solusinya.
Sesekali keduanya diam, menghela nafas panjang, dan terlihat mereka mengawasi sekelilingnya dengan penuh waspada. Gaya mereka bagai seorang buronan interpol kelas dunia. Mereka duduk tak tenang, seperti dikejar sesuatu.
Jangkrik masih menjerit nyaring, menjadi soundtrack dari apa yang mereka bicarakan. Kini terdengar pula gonggong anjing yang sangat panjang dan nyaring, menciptakan nuansa mencekam.
Kedua orang ini masih dalam obrolan mereka, tampak sesekali mengangguk, mengerutkan kening dan sesekali mereka terdengar bertengkar.

Senin, 28 November 2011

KESEHATAN DAN KSELAMATAN KERJA

PELAKSANAAN KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA

Di era golbalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlu mengembangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sektor kesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, akan terpajan dengan resiko bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis pekerjaannya.
Dari hasil penelitian di sarana kesehatan Rumah Sakit, sekitar 1.505 tenaga kerja wanita di Rumah Sakit Paris mengalami gangguan muskuloskeletal (16%) di mana 47% dari gangguan tersebut berupa nyeri di daerah tulang punggung dan pinggang. Dan dilaporkan juga pada 5.057 perawat wanita di 18 Rumah Sakit didapatkan 566 perawat wanita adanya hubungan kausal antara pemajanan gas anestesi dengan gejala neoropsikologi antara lain berupa mual, kelelahan, kesemutan, keram pada lengan dan tangan.

Di perkantoran, sebuah studi mengenai bangunan kantor modern di Singapura dilaporkan bahwa 312 responden ditemukan 33% mengalami gejala Sick Building Syndrome (SBS). Keluhan mereka umumnya cepat lelah 45%, hidung mampat 40%, sakit kepala 46%, kulit kemerahan 16%, tenggorokan kering 43%, iritasi mata 37%, lemah 31%.
Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diseleng-garakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.

HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN PELAKSANAAN K3 PERKANTORAN

Ada beberapa hal penting yang harus mendapatkan perhatian sehubungan dengan pelaksanaan K3 perkantoran, yang pada dasarnya harus memperhatikan 2 (dua) hal yaitu indoor dan outdoor, yang kalau diurai seperti dibawah ini :
• Konstruksi gedung beserta perlengkapannya dan operasionalisasinya terhadap bahaya kebakaran serta kode pelaksanaannya.
• Jaringan elektrik dan komunikasi.
• Kualitas udara.
• Kualitas pencahayaan.
• Kebisingan.
• Display unit (tata ruang dan alat).
• Hygiene dan sanitasi.
• Psikososial.
• Pemeliharaan dan penggunaan Komputer.

PERMASALAHAN K3 PERKANTORAN DAN REKOMENDASI
Konstruksi gedung :
• Disain arsitektur (aspek K3 diperhatikan mulai dari tahap perencanaan).
• Seleksi material, misalnya tidak menggunakan bahan yang membahayakan seperti asbes dll.
• Seleksi dekorasi disesuaikan dengan asas tujuannya misalnya penggunaan warna yang disesuaikan dengan kebutuhan.
• Tanda khusus dengan pewarnaan kontras/kode khusus untuk objek penting seperti perlengkapan alat pemadam kebakaran, tangga, pintu darurat dll. (peta petunjuk pada setiap ruangan/unit kerja/tempat yang strategis misalnya dekat lift dll, lampu darurat menuju exit door).
Kualitas Udara :
• Kontrol terhadap temperatur ruang dengan memasang termometer ruangan.
• Kontrol terhadap polusi
• Pemasangan “Exhaust Fan” (perlindungan terhadap kelembaban udara).
• Pemasangan stiker, poster “dilarang merokok”.
• Sistim ventilasi dan pengaturan suhu udara dalam ruang (lokasi udara masuk, ekstraksi udara, filtrasi, pembersihan dan pemeliharaan secara berkala filter AC) minimal setahun sekali, kontrol mikrobiologi serta distribusi udara untuk pencegahan penyakit “Legionairre Diseases “.
• Kontrol terhadap linkungan (kontrol di dalam/diluar kantor).
• Misalnya untuk indoor: penumpukan barang-barang bekas yang menimbulkan debu, bau dll.
• Outdoor: disain dan konstruksi tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan, dll.
• Perencanaan jendela sehubungan dengan pergantian udara jika AC mati.
• Pemasangan fan di dalam lift.
Kualitas Pencahayaan (penting mengenali jenis cahaya) :
• Mengembangkan sistim pencahayaan yang sesuai dengan jenis pekerjaan untuk membantu menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman. (secara berkala diukur dengan Luxs Meter)
• Membantu penampilan visual melalui kesesuaian warna, dekorasi dll.
• Menegembangkan lingkungan visual yang tepat untuk kerja dengan kombinasi cahaya (agar tidak terlalu cepat terjadinya kelelahan mata).
• Perencanaan jendela sehubungan dengan pencahayaan dalam ruang.
• Penggunaan tirai untuk pengaturan cahaya dengan memperhatikan warna yang digunakan.
• Penggunaan lampu emergensi (emergency lamp) di setiap tangga.
Jaringan elektrik dan komunikasi (penting agar bahaya dapat dikenali) :
Internal
• * Over voltage
• * Hubungan pendek
• * Induksi
• * Arus berlebih
• * Korosif kabel
• * Kebocoran instalasi
• * Campuran gas eksplosif
Eksternal
• * Faktor mekanik.
• * Faktor fisik dan kimia.
• * Angin dan pencahayaan (cuaca)
• * Binatang pengerat bisa menyebabkan kerusakan sehingga terjadi hubungan pendek.
• * Manusia yang lengah terhadap risiko dan SOP.
• * Bencana alam atau buatan manusia.
Rekomendasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perkantoran
• Penggunaan central stabilizer untuk menghindari over/under voltage.
• Penggunaan stop kontak yang sesuai dengan kebutuhan (tidak berlebihan) hal ini untuk menghindari terjadinya hubungan pendek dan kelebihan beban.
• Pengaturan tata letak jaringan instalasi listrik termasuk kabel yang sesuai dengan syarat kesehatan dan keselamatan kerja.
• Perlindungan terhadap kabel dengan menggunakan pipa pelindung.
Kontrol terhadap kebisingan :
• Idealnya ruang rapat dilengkapi dengan dinding kedap suara.
• Di depan pintu ruang rapat diberi tanda ” harap tenang, ada rapat “.
• Dinding isolator khusus untuk ruang genset.
• Hak-hal lainnya sudah termasuk dalam perencanaan konstruksi gedung dan tata ruang.
Display unit (tata ruang dan letak) :
• Petunjuk disain interior supaya dapat bekerja fleksibel, fit, luas untuk perubahan posisi, pemeliharaan dan adaptasi.
• Konsep disain dan dan letak furniture (1 orang/2 m?).
• Ratio ruang pekerja dan alat kerja mulai dari tahap perencanaan.
• Perhatikan adanya bahaya radiasi, daerah gelombang elektromagnetik.
• Ergonomik aspek antara manusia dengan lingkungan kerjanya.
• Tempat untuk istirahat dan shalat.
• Pantry dilengkapi dengan lemari dapur.
• Ruang tempat penampungan arsip sementara.
• Workshop station (bengkel kerja).
Hygiene dan Sanitasi :
Ruang kerja
• Memelihara kebersihan ruang dan alat kerja serta alat penunjang kerja.
• Secara periodik peralatan/penunjang kerja perlu di up grade.
Toilet/Kamar mandi
• Disediakan tempat cuci tangan dan sabun cair.
• Membuat petunjuk-petunjuk mengenai penggunaan closet duduk, larangan berupa gambar dll.
• Penyediaan bak sampah yang tertutup.
• Lantai kamar mandi diusahakan tidak licin.

Kantin
• Memperhatikan personal hygiene bagi pramusaji (penggunaan tutup kepala, celemek, sarung tangan dll).
• Penyediaan air mengalir dan sabun cair.
• Lantai tetap terpelihara.
• Penyediaan makanan yang sehat dan bergizi seimbang. Pengolahannya tidak menggunakan minyak goreng secara berulang.
• Penyediaan bak sampah yang tertutup.
• Secara umum di setiap unit kerja dibuat poster yang berhubungan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan kerja.
Psikososial
• Petugas keamanan ditiap lantai.
• Reporting system (komunikasi) ke satuan pengamanan.
• Mencegah budaya kekerasan ditempat kerja yang disebabkan oleh :
1. Budaya nrimo.
2. Sistem pelaporan macet.
3. Ketakutan melaporkan.
4. Tidak tertarik/cuek dengan lingkungan sekitar.
• Semua hal diatas dapat diatasi melalui pembinaan mental dan spiritual secara berkala minimal sebulan sekali.
• Penegakan disiplin ditempat kerja.
• Olah raga di tempat kerja, sebelum memulai kerja.
• Menggalakkan olah raga setiap jumat.
Pemeliharaan
• Melakukan walk through survey tiap bulan/triwulan atau semester, dengan memperhitungkan risiko berdasarkan faktor-faktor konsekuensi, pajanan dan kemungkinan terjadinya.
• Melakukan corrective action apabila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan.
• Pelatihan tanggap darurat secara periodik bagi pegawai.
• Pelatihan investigasi terhadap kemungkinan bahaya bom/kebakaran/demostrasi/ bencana alam serta Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) bagi satuan pengaman.
Aspek K3 perkantoran (tentang penggunaan komputer)
• Pergunakan komputer secara sehat, benar dan nyaman :
• Hal-hal yang harus diperhatikan :
• Memanfaatkan kesepuluh jari.
• Istirahatkan mata dengan melihat kejauhan setiap 15-20 menit.
• Istirahat 5-10 menit tiap satu jam kerja.
• Lakukan peregangan.
• Sudut lampu 45 derajat.
• Hindari cahaya yang menyilaukan, cahaya datang harus dari belakang.
• Sudut pandang 15 derajat, jarak layar dengan mata 30 – 50 cm.
• Kursi ergonomis (adjusted chair).
• Jarak meja dengan paha 20 cm
• Senam waktu istirahat.
Rekomendasi untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perkantoran
• Perlu membuat leaflet/poster yang berhubungan dengan penggunaan komputer disetiap unit kerja.
• Mengusulkan pada Pusat Promosi Kesehatan untuk membuat poster/leaflet.
• Penggunaan komputer yang bebas radiasi (Liquor Crystal Display).


PENUTUP

Dalam pelaksanaan K3 perkantoran perlu memperhatikan 2(dua) hal penting yakni indoor dan outdoor. Baik perhatian terhadap konstruksi gedung beserta perlengkapannya dan operasionalisasinya terhadap bahaya kebakaran serta kode pelaksanannya maupun terhadap jaringan elektrik dan komunikasi, kualitas udara, kualitas pencahayaan, kebisingan, display unit (tata ruang dan alat), hygiene dan sanitasi, psikososial, pemeliharaan maupun aspek lain mengenai penggunaan komputer.

Sabtu, 29 Oktober 2011

MEMOAR KULIAH KERJA NYATA di PANGGUNG REJO BLITAR

Udara dingin dusun Kalibentak desa Panggung Rejo pagi itu memaksa kami untuk terjaga dari lelap tidur. Semburat cahaya keemasan dari ufuk timur beradu dengan ibu-ibu desa yang bergegas menuju pasar Pon di jalan setapak tak jauh dari sebuah Bank milik pemerintah.
Hari masih terlalu pagi ketika beberapa teman satu kelompokku sudah mengantri giliran mandi. Sebagian yang lain turut berpartisipasi bersama ibu-ibu tadi meramaikan pasar desa yang hanya buka setiap Pon itu. Mereka yang hanya dengan cuci muka sekedarnya mendatangi pasar dengan penuh percaya diri. Aku sendiri pernah satu kali ke pasar itu, disana dijual beraneka macam barang mulai dari sembako hingga pakaian serta tak ketinggalan peralatan pertanian.
Sinar itu semakin garang, memaksa titik-titik embun menguap dari tempatnya, meninggalkan daun-daun yang perlahan mulai menunjukkan gejala layu. “Sudah hampir empat bulan di sini tak turun hujan” demikian kata salah seorang warga ketika kutanya.
Gerahnya udara ketika siang karena hujan tak kunjung turun, berubah menjadi asri karena terobati oleh keramahan warga di desa ini. Hal ini salah satu yang sulit kulupakan.
Tak terasa sudah hampir seminggu aku di desa ini. Bersama 20 orang temanku yang lain. Kami adalah mahasiswa Kuliah kerja Nyata (KKN) Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
Ketika malam kami dihadirkan sebuah pemandangan yang indah, puluhan layang-layang raksasa dengan lampu beraneka rupa menghiasi langit nan cerah. Beradu dengan bintang yang berkedip riang, didukung hembusan angin yang tak kunjung diam.
Malam berlalu, siang pun berganti hingga tiba lah kami di penghujung hari pelaksanaan KKN ini. Banyak dinamika telah kami lalui, banyak hal telah dilewati. Banyak pelajaran dan hikmah yang bisa kami resapi, mulai dari hal sederhana seperti mengantri mandi, hingga bagaimana memaksa diri agar tak kalah oleh rasa grogi ketika berbicara didepan warga.
Dikelompok, kami secara tak langsung diajarkan untuk saling bertoleransi, saling memahami dan menekan ego pribadi. Diberikan pemahaman tentang bekerja sama, dan merumuskan kegiatan yang bertujuan mengabdikan diri pada masyarakat.
Sungguh bagiku momentum KKN menghadirkan kenangan indah yang sulit dilupakan. Hingga hari ini, tiba-tiba aku merasakan kerinduan yang sangat akan kebersamaan itu. Bercanda bersama dengan teman-teman dari latar belakang budaya berbeda, dan mengenal pribadi-pribadi luar biasa dengan karakter masing-masing.

Senin, 17 Oktober 2011

HANYA MENGAKU MAHASISWA

Pagi hari tak terdengar kokok ayam seperti di desa. Hanya kumandang azan yang ramai sekali, bersahutan dari mesjid ke mesjid, dari mushola ke mushola. Lebih pagi lagi ketika bola raksasa berwarna keemasan mulai menampakkan ronanya, menghiasi angkasa di ufuk timur, menciptakan keindahan tiada tara. Aku terkesima hampir beberapa menit mengamati pertunjukan alam yang dipersembahkan untukku.
Jalan Tlogo Mas kembali ramai ketika pagi hari, hilir mudik kendaraan seperti aliran sungai tak pernah berhenti, sehingga kakek-kakek dan anak-anak yang ingin mnenyeberang jalan harus meminta bantuan satpam atau tukang parkir.
Beberapa anak muda yang mengaku mahasiswa baru bangun tidur, mengusap-usap matanya dengan tatapan kosong dan fikiran melayang. Sembari menggeliatkan badan, tangannya mencari hand phone. Melihat jam 8 pagi selimut ditariknya lagi, tidur dilanjutkan tak peduli orang lain sudah sibuk dengan kegiatannya, tak mau ambil tau orang lain sudah mencipta karya, tak acuh dengan pepatah bangun pagi banyak rezeki, bangun siang rezeki diambil ayam.
Beberapa anak muda lain yang mengaku mahasiswa berbondong mengunjungi sebuah bangunan yang bertulis “warnet”. “Mau kerjakan tugas” salah seorang dari mereka berkata. Sibuk browsing, klik sana sini mencari referensi seperti judul tugas yang diberi dosen. “Ah, bikin lama, repot, copy paste saja” terdengar bisik diantara mereka.
Di sudut salah satu kamar yang sepi, nyaris tak ada suara. Seorang anak muda memegang sebuah buku, matanya menatap lekat setiap baris kalimat yang tertera. Sesekali dahinya mengernyit, kemudian membuat catatan kecil berisi poin penting dari yang ia baca, ia tak perduli dengan keadaan sekelilingnya, tak tanggap akan perubahan sosial lingkungannya. Baginya nilai “A” adalah harga mati, anak muda ini juga mengaku mahasiswa.
Beberapa waktu yang lalu mereka yang mengaku mahasiswa berunjuk rasa, meneriakkan kata-kata cerdas dengan suara nyaring. Katanya “Kita harus perhatikan nasib rakyat kecil, kaum lemah dan tertindas, pemerintah tak boleh berlaku seenaknya, ini masalah keadilan” begitu lantang suaranya.
Yang lain ikut menambahkan “Coba perhatikan berapa banyak warga yang akan kehilangan pekerjaan dan otomatis menjadi pengangguran, siapa yang harus menanggung ini semua?” tak kalah lantang. Mereka sangat berani, bersemangat namun biasanya kuliah tak selesai.
Di lain tempat, mereka yang mengaku mahasiswa berkumpul, duduk rapat dengan kaki sedikit ditekuk, karena ruangan yang sempit seolah menjadi sesak. Mereka membicarakan macam-macam hal, seolah seperti orang pintar, berlagak serba tahu dengan gaya bicara dibuat-buat. Namun kadang tanpa referensi yang jelas, sehingga tak terarah. Mereka betah ber jam-jam, dan tak jarang hingga larut malam.
Di tempat ini suasananya beda, mereka yang juga ingin disebut mahasiswa berkumpul. Duduk bersama dengan riang gembira, menyanyi dengan diiringi sebuah gitar lapuk. Sesekali meneguk minuman berbau menyengat dari botol kaca. Bungkus makanan ringan berserakan, abu-abu rokok bertaburan. Mata mereka memerah, tapi tawanya semakin nyaring. Mereka tak perduli dengan orang lain, tak perduli dengan aturan RT, bahkan tak perduli dengan diri sendiri. Tragis.
Di tikungan jalan berdiri sebuah bangunan megah, di dalamnya dua orang tua yang mengaku anaknya mahasiswa bercerita dengan bangga. “Anakku sebentar lagi di wisuda, ia akan jadi sarjana seper ti aku” ujarnya dengan senyum mengembang.
Jauh di ujung desa, dua orang suami istri yang sudah renta juga bercerita. Mereka menceritakan anaknya yang katanya adalah mahasiswa. “Sebentar lagi anak kita diwisuda, bapak benar-benar bangga padanya” ucapnya dengan terisak karena tangis bahagia.
Selesai menulis catatan ini, benakku bertanya, "Seperti apa mahasiswa sesungguhnya?".............

Senin, 10 Oktober 2011

Menjadi Orang Sukses

HANYA ORANG YANG TAK PERNAH MENYERAH YANG AKAN JADI PEMENANG
Sesungguhnya tiada kesuksesan tanpa melalui sebuah perjuangan yang besar. Dan nanti akan berbuah indah pada waktunya, tentu saja jika semuanya bisa dilalui dengan sabar, iklas dan penuh tanggung jawab. Kedisiplinan adalah nilai yang tak boleh ditawar lagi dalam menuju sukses. Kedisiplinan akan selalu berbanding lurus dengan keberhasilan seseorang. Adalah hal mustahil seorang yang tak disiplin bisa mencapai kesuksesan. Ombak yang tenang tak akan menghasilkan pelaut yang tangguh. Dan hal-hal yang bagi sebagian orang adalah membahayakan, bagi pemenang itu adalah tantangan. Maka orang sukses bukan orang yang menghindari masalah, tapi ia adalah orang yang pandai menghadirkan solusi dari setiap permasalahan yang muncul.
Namun perlu disadri, bahwa banyak orang yang merencanakan untuk sukses tanpa dibarengi dengan action untuk mencapai sukses itu sendiri. Sehingga rencana hanya sebatas rencana dan wacana yang tak lebih dari sekedar pemanis bibir. Pastilah berbeda dengan orang yang benar-benar serius dalam mencapai kesusksesannya. Mereka akan mulai bergerak walau selangkah, perlahan namun pasti dan penuh rasa percaya diri.
Telah banyak orang yang memimpikan kesuksesan 10 tahun yang lalu. Tak sedikit pula orang yang mendambakan keberhasilan mereka di usia muda. Namun mereka tak berubah nasibnya seperti ketika mereka mengucapakn kata "Aku harus berhasil 10 tahun lagi". Berbeda mdengan orang-orang yang mengatakan "Aku ingin sukses" dan mereka membarengi ucapannya dengan kerja keras, disiplin dan fokus pada apa yang diimpikannya saat itu juga tanpa pernah menunda waktu.
Walaupun memang kesuksesan adalah hal yang relatif dan bersifat persepsi, namun harus disadari bahwa kesuksesan intinya adalah keberhasilan seseorang mencapai tujuannya.

Selasa, 26 Juli 2011

Catatan Tak Tentu

Sebuah nyanyian indah nan syahdu, mengalir dari sudut ruang gelap di lorong sempit. Mata-mata terkesiap dan kuping-kuping tercekat mendengarnya. Ia adalah nyanyian sepenuh jiwa, yang dilantunkan oleh seorang yang sedang dirundung duka nestapa.

Pagi itu aku bangun kesiangan, ketika kulihat dia sudah siap dengan seragam barunya. Tampak semangat sekali, aku tercenung sesaat sambil mengucek mata, kulirik dia. Jas yang dikenankannya tampak kebesaran, dan celana hitam pekat itu pun terlihat agak panjang. "Ada apa liat-liat?" tanyanya. "Enggak, bagus" celetukku seraya bergegas menuju kamar mandi dan mencuci muka.

Minggu, 19 Juni 2011

Inspirasi

Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan.(Thomas Jefferson).

Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang besar. Tetapi kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar (Mother Teresa)

Cara memulai adalah dengan berhenti berbicara dan mulai melakukan (Walt Disney.

Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk. ~ Imam An Nawawi

Jumat, 27 Mei 2011

Kelompok Belajar Mengaji KOMUNI

Dalam minggu ini di Komisariat HMI Unitri ada sesuatu yang baru. Yaitu terbentuknya kelompok belajar mengaji yang diprakarsai bidang PTKP. Banyak yang tertarik belajar, tak hanya anggota, pengurus pun ikut belajar bersama-sama. Ada tiga jenis pembelajaran yang dipelajari, yang pertama adalah kelompok yang belajar pada tahap awal (pengenalan huruf dan menyambungkan huruf, kelompok kedua mempelajari makhrojul huruf, memperlancar bacaan, panjang pendek dan intonasi, kelompok ketiga mempelajari hukum dan ilmu tajwid dalam membaca Al Quran.
Dari beberapa kelompok juga ada yang berminat mempelajari Tilawatil Qur'an. Tilawatil Qur'an merupakan seni membaca indah Al Quran yang didalamnya terdapat bebrapa kaidah dan aturan disamping hukum dan ilmu tajwid. Maka seseorang yang ingin mempelajari tilawatil Qur'an hendaknya telah menguasai hukum tajwid dan lancar bacaannya. Bagi teman yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang Tilawatil Al Qur'an silakan klik

Sabtu, 21 Mei 2011

INDONESIAN FOOD FESTIVAL HIMATIP 2011

Negara kita sangat kaya akan bahan makanan, dan kita ketahui hampir disetiap daerah memiliki makanan khas daerah masing-masing. Berbagai makanan dan minuman yang merupakan penganan khas daerah meiliki nilai eksotis tersendiri yang penting untuk dilestarikan. Upaya ini bukan hanya untuk kepentingan variasi sumber bahan makanan, namun juga berfungsi dalam rangka mengenalkan ke khassan aneka makanan dan minuman daerah kepada mahasiswa sebagai generasi muda. Melalui ini pula diharapkan kita mampu mengembangkan kreasi makanan berbasis lokal menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis dan higienis.
Melihat kondisi di internal kampus Tribhuwana Tunggadewi sendiri yang notabene memiliki mahasiswa yang berasal hampir dari seluruh daerah di Indonesia. Maka menjadi hal yang penting bagi para mahasiswa ini untuk lebih mengenal makanan dan minuman yang khas dari daerah mereka.
Kondisi yang tidak bisa kita pungkiri juga adalah globalisasi disegala bidang yang mengharuskan kita untuk menghasilkan produk yang mampu bersaing dengan produk impor, baik dari segi kuantitas terlebih kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan makanan dan minuman khas daerah ini memiliki kualitas yang tinggi dan berpotensi menjadi bahan makanan baru yang berkualitas untuk dikonsumsi secara meluas bahkan mampu bersaing dengan produk impor.
Melihat beberapa hal di atas, Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian (HIMATIP) Universitas Tribhuwana Tunggadewi berinisiatif mengadakan event ini. Melalui acara ini diharapakan paling tidak kita bisa saling mengenal makanan dan minuman khas dari daerah masing-masing, sehingga efek selanjutnya adalah tumbuhnya rasa cinta akan produk makanan berbasis lokal.

Minggu, 15 Mei 2011

ENERGI KREASI ALAM BAWAH SADAR

Sudah seringkali kudengar ungkapan kaum bijak pandai. Dan juga sudah banyak ditulis, semua memfatwakan kalau kesuksesan berawal dari sebuah impian. Hari ini (15/05/11) ungkapan itu sekali lagi kudengar. Kali ini dengan mengutip pada sebuah penelitian, Kanda Ahmad Mukhlis Yusuf menyampaikannya. “Orang yang memilik impian kemudian menuliskannya, maka 75% kemungkinannya akan mencapai keberhasilan, namun mereka yang memiliki impian tanpa menuliskannya maka kemungkinan impian itu terwujud hanya 40%.” demikian pungkasnya.
Impian adalah hal yang gratis, siapa saja boleh bermimpi, memimpikan apa saja. Tak ada yang akan mengintervensi kita dalam bermimpi, maka bisa dan memiliki mimpi adalah sebuah anugerah yang harus kita manfaatkan secara optimal. Pertanyaannya “Sudahkah kita menciptakan mimpi sekarang?”
Semua mimpi pasti bisa diwujudkan asalkan kita bersungguh-sungguh dalam menggapainya. Namun seorang pemimpi janganlah mudah menyerah dan putus asa. Tak ada yang tidak memiliki kemungkinan di dunia ini, semuanya adalah mungkin.
Hal yang tak kalah penting juga adalah, ketika kita sudah menciptakan mimpi, maka kita harus yakin bahwa mimpi tersebut bisa diwujudkankan. Keyakinan yang kuat akan melahirkan motivasi yang besar dalam diri.
Maka, mari kita ciptakan mimpi, dilanjutkan dengan menyusun strategi dan upaya-upaya ke arah tercapainya impian itu. Hari ini misalnya saya bermimpi “Saya ingin jadi penulis hebat 10 tahun lagi” dan saya sudah menuliskannya, kemudian sebagai bentuk ikhtiar sederhana saya guna menuju ke arah terwujudnya impian itu adalah dengan menulis di blog yang kawan-kawan baca ini.
SELAMAT MENCIPTA MIMPI

Minggu, 24 April 2011

Dampak Negatif Globalisasi

Globalisasi adalah suatu kondisi global yang memungkinkan orang saling berinteraksi tanpa mengenal batas wilayah negara. Keadaan ini membawa berbagai dampak tidak hanya yang positif tapi juga dampak negatif bisa timbul dari kondisi global ini.
Globalisasi di jaman ini telah melanda seluruh sendi kehidupan kita, mulai dari politik, budaya agama hingga sesuatu yang sangat remeh pun ternyata jika kita cermati telah pula terkena dampak globalisasi.
Tak terkecuali di bidang ekonomi dan perdagangan, terlebih di masa kini muncul berbagai organisasi lintas negara "internasional" yang bergerak di bidang perdagangan dunia. Di Indonesia sendiri kita mengenal dari yang namanya GATT (General Agreement of Tariffs and Trade) sampai ACFTA (CHINA-ASEAN FREE TRADE AREA) ACFTA merupakan salah satu perjanjian kerjasama ekonomi yang dibuat oleh ASEAN dengan Negara China. AFTA ini mulai berjalan efektif pada awal januari 2010.
Jika kita melihat dari satu sisi, maka akan kita temukan berbagai hal yang seolah-olah menguntungkan kita. Namun di sisi lain globalisasi juga membawa hal yang dapat menimbulkan masalah baru. Dalam bidang pertanian misalanya, bagaimana pasar kita di tanah air hari ini, tak mampu mengimbangi serbuan produk dari luar negeri, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sehingga hal ini secara tidak langsung berdampak pada yang pertama adalah pola konsumsi masyarakat yang berubah cenderung memilih produk impor, terutama untuk kalangan menengah ke atas.
Efek yang kemudian muncul oleh hal ini tentu saja menurunnya permintaan produk atau komoditas yang dihasilkan petani kita, sementara permintaan produk (pertanian) impor semakin meroket.

Rabu, 20 April 2011

KEPEKAAN SOSIAL

Akhir-akhir ini kita menyaksikan berbagai bencana alam silih berganti menghampiri. Tak hanya di negeri kita Indonesia, melainkan juga di beberapa negara lain di belahan dunia. Bencana alam ini tentu selain akan merugikan berupa harta, jiwa dan bangunan, juga akan menyisakan luka yang mendalam bagi para korban.
Di sinilah keberadaan relawan di perlukan dalam membantu para korban. Tak terkecuali mahasiswa yang dengan Tri Dharma Perguruan Tingginya, maka hal ini merupakan salah satu perwujudan dari pengabdian kepada masyarakat. Bantuan yang diberikan bisa berupa materi (uang dan bahan makanan) maupun non materi (menghibur korban).
Dengan terjunnya mahasiswa ke ranah-ranah sosial di samping meringankan beban korban bencana, maka efek lain yang akan muncul adalah klarifikasi terhadap anggapan bahwa mahasiswa hanya orang yang bergelut dengan teori, sok tau, suka demo, rusuh dan sebagainya. Namun mahasiswa juga bisa menempatkan diri dalam masyarakat serta punya kepekaan sosial yang tinggi.

Senin, 18 April 2011

KEBERADAAN PERHIMPUNAN DAERAH DI KALANGAN MAHASISWA

Perhimpunan mahasiswa berbasis kedaerahan memiliki daya tarik tersendiri dibanding organisasi-organisasi lain. Karena banyaknya kesamaan-kesamaan antar setiap anggotanya─budaya, bahasa, serta latar belakang sejarah─ sehingga dengan sendirinya akan memunculkan sinergitas yang kuat dalam menghimpun jalinan persaudaraan antar sesama mahasiswa sedaerah.

Kekhawatiran akan munculnya ego kedaerahan tentu bisa saja terjadi. Namun, hal ini bisa dieliminir dengan mengadakan kegiatan-kegiatan, pentas kesenian daerah misalnya, yang melibatkan seluruh perhimpunan mahasiswa daerah dari daerah-daerah lain yang bisa dijangkau di lingkup Universitas, sehingga perhimpunan mahasiswa tidak hanya menjadi sarana integrasi namun juga akan menjadi wadah aktualisasi.

Sabtu, 02 April 2011

KEHARUSAN dan SEHARUSNYA

Sering kita mendengar dua kata yang berasal dari kata yang sama ini, yakni kata "harus"... Namun dalam penggunaanya pada kalimat akan menimbulkan makna dan arti berbeda,,,so bgaimana kwan2 menerjemahkan kata2 ini,,,atau dimana letak perbedaan maknanya,,,

Kamis, 31 Maret 2011

Kesadaran yang Tergerus (Sambas Version)

Kini tok semuenye berubah. Parameter urang ngukor kemajuan pun dah mule begeser. Nilai-nilai udah macam daan jelas agek. Orientasi orang dalam berbuat pun macam dak jelas juak. Ntah ape yang terjadi. Kirekire tok lah kali salah satu efek ape yang urang kota sebut globalisasi.
Sehingga hal tadek ye secara sadar maupun daan udah turut mengubah pola pikir kite. Budaya luhur dan kesopanan dah dak agek urang dulikan.

Rabu, 30 Maret 2011

Sejarah Sikat Gigi

Sikat gigi, tentu kita semua sudah mengenal yang satu ini. Sejak kecil kita sudah dibiasakan untuk menggosok gigi. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang penting, disamping fungsinya untuk mengunyah makanan, gigi juga akan menjadi sesuatu yang bisa meperindah penampilan pemuliknya. Namun pasti banyak yang belum tau tentang sejarah sikat gigi muncul ke dunia ini seperti apa,,,hehe.
Buat yang pengen tau klik di sini gimana awal munculnya sikat gigi.

Minggu, 27 Maret 2011

Hanya Mengaku Mahasiswa

Pagi hari tak terdengar kokok ayam seperti di desa. Hanya kumandang azan yang ramai sekali, bersahutan dari mesjid ke mesjid, dari mushola ke mushola. Lebih pagi lagi ketika bola raksasa berwarna keemasan mulai menampakkan ronanya, menghiasi angkasa di ufuk timur, menciptakan keindahan tiada tara. Aku terkesima hampir beberapa menit mengamati pertunjukan alam yang dipersembahkan untukku.

Jalan Tlogo Mas kembali ramai ketika pagi hari, hilir mudik kendaraan seperti aliran sungai tak pernah berhenti, sehingga kakek-kakek dan anak-anak yang ingin mnenyeberang jalan harus meminta bantuan satpam atau tukang parkir.

Beberapa anak muda yang mengaku mahasiswa baru bangun tidur, mengusap-usap matanya dengan tatapan kosong dan fikiran melayang. Sembari menggeliatkan badan, tangannya mencari hand phone. Melihat jam 8 pagi selimut ditariknya lagi, tidur dilanjutkan tak peduli orang lain sudah sibuk dengan kegiatannya, tak mau ambil tau orang lain sudah mencipta karya, tak acuh dengan pepatah bangun pagi banyak rezeki, bangun siang rezeki diambil ayam.

Beberapa anak muda lain yang mengaku mahasiswa berbondong mengunjungi sebuah bangunan yang bertulis “warnet”. “Mau kerjakan tugas” salah seorang dari mereka berkata. Sibuk browsing, klik sana sini mencari referensi seperti judul tugas yang diberi dosen. “Ah, bikin lama, repot, copy paste saja” terdengar bisik diantara mereka

Di sudut salah satu kamar yang sepi, nyaris tak ada suara. Seorang anak muda memegang sebuah buku, matanya menatap lekat setiap baris kalimat yang tertera. Sesekali dahinya mengernyit, kemudian membuat catatan kecil berisi poin penting dari yang ia baca, ia tak perduli dengan keadaan sekelilingnya, tak tanggap akan perubahan sosial lingkungannya. Baginya nilai “A” adalah harga mati, anak muda ini juga mengaku mahasiswa.

Beberapa waktu yang lalu mereka yang mengaku mahasiswa berunjuk rasa, meneriakkan kata-kata cerdas dengan suara nyaring. Katanya “Kita harus perhatikan nasib rakyat kecil, kaum lemah dan tertindas, pemerintah tak boleh berlaku seenaknya, ini masalah keadilan” begitu lantang suaranya.

Yang lain ikut menambahkan “Coba perhatikan berapa banyak warga yang akan kehilangan pekerjaan dan otomatis menjadi pengangguran, siapa yang harus menanggung ini semua?” tak kalah lantang. Mereka sangat berani, bersemangat namun biasanya kuliah tak selesai.
Di lain tempat, mereka yang mengaku mahasiswa berkumpul, duduk rapat dengan kaki sedikit ditekuk, karena ruangan yang sempit seolah menjadi sesak. Mereka membicarakan macam-macam hal, seolah seperti orang pintar, berlagak serba tahu dengan gaya bicara dibuat-buat. Namun kadang tanpa referensi yang jelas, sehingga tak terarah. Mereka betah ber jam-jam, dan tak jarang hingga larut malam.

Di tempat ini suasananya beda, mereka yang juga ingin disebut mahasiswa berkumpul. Duduk bersama dengan riang gembira, menyanyi dengan diiringi sebuah gitar lapuk. Sesekali meneguk minuman berbau menyengat dari botol kaca. Bungkus makanan ringan berserakan, abu-abu rokok bertaburan. Mata mereka memerah, tapi tawanya semakin nyaring. Mereka tak perduli dengan orang lain, tak perduli dengan aturan RT, bahkan tak perduli dengan diri sendiri. Tragis.

Di tikungan jalan berdiri sebuah bangunan megah, di dalamnya dua orang tua yang mengaku anaknya mahasiswa bercerita dengan bangga. “Anakku sebentar lagi di wisuda, ia akan jadi sarjana seper ti aku” ujarnya dengan senyum mengembang.

Jauh di ujung desa, dua orang suami istri yang sudah renta juga bercerita. Mereka menceritakan anaknya yang katanya adalah mahasiswa. “Sebentar lagi anak kita diwisuda, bapak benar-benar bangga padanya” ucapnya dengan terisak karena tangis bahagia....

Jumat, 11 Maret 2011

MAHASISWA DAN ORGANISASI

Mahasiswa adalah insan akademis yang dalam kesehariannya bergelut dengan wacana keilmuan. Wacana keilmuan dan wawasan intelektual mahasiswa (hard skill) dipahami sudah terpenuhi melalui kegiatan akademik di kampus. Namun pembekalan soft skill mahasiswa seperti pembinaan mental dan kepekaan sosial (sikap dan perilaku) belum sepenuhnya didapat melalui kegiatan akademik.
Karenanya, menjadi penting bagi seorang mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi dalam rangka menyiapkan diri sebelum terjun ke masayarakat dan dunia kerja yang berdimensi lebih kompleks dan luas.
Tidak dipungkiri bahwa satu-satunya wadah yang bisa menjadi sarana mahasiswa untuk mengaktualisasikan bakat, minat dan keterampilan yang ingin digelutinya hanyalah organisasi.
Selain sebagai tempat aktualisasi, organisasi juga merupakan media yang akan menjadi sarana intergrasi mahasiswa. Dimana mereka bisa saling bertukar fikiran, berdiskusi, dan membicarakan masalah-masalah sesuai disiplin ilmu yang digeluti. Sehingga efeknya akan mempererat jalinan silaturahmi dan membentuk sinergi yang bisa membawa kepada pengembangan diri dan dan kemajuan organisasi itu sendiri.
Namun, organisasi tidak akan memberikan kontribusi apa-apa kepada anggotanya, tanpa kesadaran akan peran dan fungsi dari masing-masing anggota dalam organisasi tersebut.
Karenanya diperlukan sinergitas dan kesadaran yang kuat dari para mahasiswa ini, jika memang mereka berniat mengembangkan diri dan memilih organisasi sebagai wadah untuk itu, sudah sewajarnya konsekwensi yang harus dilalui adalah ikut aktif terlibat dalam setiap kegiatan organisasi yang dipilihnya.

Selasa, 01 Maret 2011

RAJA DANGDUT RHOMA IRAMA

Fenomenal,,satu kata yang sangat layak jika kita membicarakan konstelasi musik dangdut di tanah air ini. Ketika menyebut "dangdut" maka secara spontan ingatan kita akan tertuju pada seorang tokoh yang identik dengan gitar dan baju serupa jubahnya. Dialah Haji Rhoma Irama, atau yang biasa disapa Bang Haji. Beliau dengan karya-karya agungnya mampu memposisikan musik dangdut menjadi sangat populer, bahkan beliau juga pernah manggung di Amerika Serikat. Membicarakan Rhoma Irama, banyak hal yang bisa kita lihat, selain karya-karya beliau yang memukau dan tak lekang oleh waktu, Rhoma Irama juga identik dengan karishma yang kuat serta gaya bicara yang khas. Sehingga gaya yang di bawa oleh beliau sering dicontoh di kalangan dunia hiburan, baik itu lawak maupun sinetron di televisi.
Saya sendiri sangat mengagumi tokoh ini, karena beliau selain seniman juga merupakan pendakwah yang sangat berpengaruh, dakwahnya bisa menyentuh semua kalangan. Dulu, ketika masih kecil Bapak dan Ibu saya sering bercerita ketika di Bioskop didekat desa saya menayangkan film Rhoma Irama, maka penduduk dari berbagai pelosok akan berdatangan sehingga tak jarang mereka kehabisan tempat duduk. Bang Haji memang telah menjadi daya bius dahsyat dengan pesona musik dangdutnya. Mengakhiri posting ini, penulis berharap semoga musik dangdut terus hidup. Bagi kawan-kawan yang mungkin belum pernah dengar lagu Rhoma Irama coba sesekali dengar dan renungkan pesannya..............

Minggu, 20 Februari 2011

PKL di BTP Bedali Lawang

Aku dan 8 orang teman ku, melakasanakan praktek kerja lapang di Balai Teknologi Pertanian Bedali Lawang, mulai tanggal 07 Februari-07 maret 2011. Berbagai pengalaman dan pengetahuan baru tentang proses pengolahan hasil pertanian kami dapatkan, serta pengetahuan tentang mesin dan peralatan juga di sampaikan dosen pembimbing di lapangan.
Di Jalan Dr. Cipto ini, kami berkumpul, ketika malam hari susasanya agak sepi, tapi cukup mendukung sebagai tempat menenangkan diri setelah satu semester berkutat di bangku kuliah yang melelahkan. Asyik sekali PKL sekaligus liburan..........

Minggu, 30 Januari 2011

Alun-alun Kota Malang

Dulu, ketika pertama kali menginjakkan kaki ke Jawa Timur, tepatnya di kota Malang, Aku dan teman-teman sering sekali berkunjung ke alun-alun kota Malang. Sekedar untuk melepas lelah setelah kuliah, sambil foto-foto dengan latar belakang masjid Jami' Malang yang megah, atau ketika ingin berbelanja ke Pasar besar dan sejumlah mall di sekitar alun-alun kota.
Ini salah satu foto kami, ketika itu setelah selesai ujian akhir semester, kami langsung bersantai ria di sana. Asyik deh pokoknya.....

Senin, 03 Januari 2011

jeritan hati

Sore ini, q dengar halilintar menjerit, langit menangis. Angin mendesah tak ramah. Matahari sejak td sembunyi..