Selasa, 26 Juli 2011

Catatan Tak Tentu

Sebuah nyanyian indah nan syahdu, mengalir dari sudut ruang gelap di lorong sempit. Mata-mata terkesiap dan kuping-kuping tercekat mendengarnya. Ia adalah nyanyian sepenuh jiwa, yang dilantunkan oleh seorang yang sedang dirundung duka nestapa.

Pagi itu aku bangun kesiangan, ketika kulihat dia sudah siap dengan seragam barunya. Tampak semangat sekali, aku tercenung sesaat sambil mengucek mata, kulirik dia. Jas yang dikenankannya tampak kebesaran, dan celana hitam pekat itu pun terlihat agak panjang. "Ada apa liat-liat?" tanyanya. "Enggak, bagus" celetukku seraya bergegas menuju kamar mandi dan mencuci muka.