Rabu, 25 Maret 2009

KRISIS KUADRAT


Krisis, kata ini sekarang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Begitu banyak dibicarakan orang, dari masyarakat kecil terlebih orang-orang besar seperti pemerintah dan pejabat. Di negara kita tercinta yaitu Indonesia kita melihat hampir di semua bidang telah dilanda krisis. Mulai dari krisis moneter sampai dengan krisis harga diri (moral).
Betapa tidak ketika kita lihat di bidang moneter ekonomi kita terpuruk, walaupun sebagian pihak mengklaim bahwa ekonomi sudah membaik, namun keanyataanya tidaklah demikian. Di bidang kesehatan, kita saksikan banyak orang sakit yang tidak dibawa kerumah sakit lantaran biaya pengobatan yang mahal. Moral anak muda yang semakin parah, pergaulan bebas, anarkis, tauran dan sebagainya.Dan masih banyak lagi krisis-krisis lainnya.
Salah satu penyebab mengapa krisis-krisis ini terjadi adalah krisis yang sangat mendasar sekali, yaitu krisis keteladanan. Mengapa krisis keteladanan? Karena manusia dalam hidupnya sangat membutuhkan teladan atau contoh sebagai acuan untuk melakukan sesuatu. Tanpa contoh mungkin mereka bisa melakukannya, namun bisa dipastikan akan menemui kesulitan dan salah langkah. Dan mengapa krisis keteladanan ini terjadi di Indonesia, yang sebagian besar penduduknya beragama Islam ini. Bukankah dalam Al Quran telah disebutkan bahwa telah ada contoh teladan yang sangat baik.
Dialah baginda Nabi Besar nan mulia Muhammad SAW yang harus kita teladani. Bahwa beliau telah memberikan contoh bagaimana menyikapi hidup di dunia ini dengan tepat. Beliau berprofesi di segala aspek kehidupan. Mulai dari penggembala sampai memimpin umat ini, dan kita lihat prestasi yang telah beliau capai, dalam waktu yang sangat singkat beliau bisa menciptakan suatu peradaban yang sangat tinggi. (minazzulumaa ti ilannur). Dan agaknya kesadaran kitalah yang mungkin kurang untuk bagaimana meneladani beliau.
Satu hal yang penting untuk meneladani beliau adalah, jangan berasumsi bahwa kita tidak mungkin bisa mencontoh baliau,dengan alasan karena Nabi merupakan manusia pilihan Allah SWT. Sehingga ini menjadi kamuflase dari kelemahan kita. Tanpa memungkiri bahwa memang benar Nabi Muhammad adalah utusanNya, kita tetap bisa mencontoh beliau, asalkan kita bersungguh-sungguh, sebab Allah SWT tidak mungkin menyuruh manusia melakukan sesuatu di luar kesanggupan manusia itu sendiri. Allah telah menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah dari jenis kita sendiri yaitu manusia. Jadi sangat mungkin manusia mencontoh manusia. Maka kemudian jika kita bisa menerapkan apa yang dianjurkan Baginda Nabi, maka insyaallah, negara ini akan keluar dari krisis kuadrat ini......wallahualam......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar