Sumber Foto : Google, 2016 |
Membicarakan
tentang pemuda, kita sering dicekoki dengan beragam kalimat hiperbolis seperti
"pemuda adalah harapan bangsa, pemuda penerus perjuangan, pelopor
pembangunan, agen perubahan" dan sederet kalimat penuh harapan lainnya.
Hal ini diperkuat pula dengan pernyataan tokoh-tokoh hebat sebut saja Ir.
Sukarno misalnya. Tokoh yang dikenal sebagai bapak proklamator Indonesia ini
pernah mengungkapkan kalimat yang sangat fenomenal tentang hebatnya pemuda
yakni dengan mengatakan “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia”.
Kemudian
jika kita melihat sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa, bahwa memang pelopor
pergerakan kemerdekaan Indonesia didominasi oleh kalangan pemuda. Hal ini
menunjukkan kepada kita bahwa pemuda memang memiliki potensi dan kemampuan yang
bisa diandalkan untuk menjadi pemikul amanah keberlanjutan perjuangan bangsa di
masa yang akan datang. Keteladanan dan sikap kepeloporan yang dicontohkan oleh
para pemuda terdahulu, kiranya penting menjadi rujukan dan pelajaran bersama.
Bagaimana kaum muda meletakkan kepentingan bangsa dan Negara di atas
kepentingan dirinya sendiri. Menomorduakan kenyamanan pribadinya, menghabiskan waktu,
tenaga dan pikiran, bahkan rela keluar masuk penjara. Nilai-nilai dan semangat
kepeloporan seperti inilah yang diharapkan mampu diadopsi oleh pemuda masa
kini, kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sesuai panggung,
status, peran dan fungsi masing-masing.
Pemuda
tak boleh mengurung diri di penjara zaman, move
on menjadi istilah yang niscaya segera dilakukan. Kita pun tak boleh hanya
menjadikan gemilangnya prestasi pemuda terdahulu sebagai romantisme sejarah yang
selalu “hanya dibangga-banggakan”, sementara kita tidak mampu meneladani sikap
dan keberanian mereka.
Namun
tentu seiring zaman, kita dihadapkan pada realitas kehidupan yang semakin
dinamis dan kompleks. Tantangan dan perjuangan pemuda masa kini telah berubah
dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, pemuda yang diidentikkan sebagai agen
perubahan juga dituntut mampu merespon dinamika di sekitarnya dengan cepat dan
tanggap. Sehingga mengharuskan mereka untuk bersikap aktif, dinamis, menjemput
bola, dan berani turun ke gelanggang. Bukan sekedar menjadi penonton, pendengar
dan golongan yang pasif.
Pemuda
masa kini tak lagi berhadapan dengan agresi militer, penjajahan terhadap rakyat
dan berbagai penderitaan seperti di zaman pra dan awal kemerdekaan Indonesia.
Arah dan gerak juang pemuda masa kini terletak pada kepeloporan, memberikan
teladan dan menjadi garda terdepan dalam aktifitas pembangunan di segala lini,
serta menjadi pengawal yang objektif atas setiap pengambilan kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintah.
Hal
yang penting pula untuk diperhatikan, agar jangan sampai pemuda terjangkit oleh
pola pikir pragmatis, egois, serta mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya
semata. Hingga bersikap timpang, dan hanya memihak pada kepentingan yang
mendatangkan keuntungan bagi pihaknya saja. Sikap pragmatis dan egois seperti ini
akan berimplikasi pada pemahaman yang bersifat transaksional. Pemahaman yang akan
mengukur segala sesuatu berdasarkan materi. Jika pandangan semacam ini
dibiarkan berkembang dan menghinggapi pemuda, maka akan susah kita dapati
pemuda yang siap menjadi pengabdi, yang ingin berjuang bukan karena akan
mendapatkan apa. Pemuda harus memiliki pandangan yang universal dan fokus pada
keberpihakan terhadap kebenaran, meluruskan ketimpangan-ketimpangan yang ada,
serta menjadi solusi bagi problematika yang dihadapi masyarakat di sekitarnya.
Pemikiran-pemikiran seperti “asal saya senang, asal saya kenyang” tentu
bukanlah pemikiran yang diharapkan dari pemuda.
Berkorelasi
dengan tingginya ekspektasi yang diharapkan pada pemuda, melahirkan konsekuensi
logis bahwa pemuda haruslah memiliki kemapuan dan kecakapan, memiliki
kompetensi dan kapabilitas. Mengingat besarnya potensi pemuda ini, karenanya
memfungsikan pemuda menjadi penting. Namun jiwa muda dan spontanitas saja tentu
tidaklah cukup menjadi modal satu-satunya dalam pergulatan kehidupan di
masyarakat dengan dinamika yang semakin komplek seperti sekarang ini. Oleh
karena itu pemuda harus disiapkan
dan mempersiapkan diri, dibekali dan membekali diri dengan ilmu,
serta dibina baik intelektual
dan spiritualnya, dimotivasi dan diberi ruang serta kepercayaan untuk mengambil
peran dalam mengaktualisasikan potensinya.