Globalisasi adalah suatu kondisi global yang memungkinkan orang saling berinteraksi tanpa mengenal batas wilayah negara. Keadaan ini membawa berbagai dampak tidak hanya yang positif tapi juga dampak negatif bisa timbul dari kondisi global ini.
Globalisasi di jaman ini telah melanda seluruh sendi kehidupan kita, mulai dari politik, budaya agama hingga sesuatu yang sangat remeh pun ternyata jika kita cermati telah pula terkena dampak globalisasi.
Tak terkecuali di bidang ekonomi dan perdagangan, terlebih di masa kini muncul berbagai organisasi lintas negara "internasional" yang bergerak di bidang perdagangan dunia. Di Indonesia sendiri kita mengenal dari yang namanya GATT (General Agreement of Tariffs and Trade) sampai ACFTA (CHINA-ASEAN FREE TRADE AREA) ACFTA merupakan salah satu perjanjian kerjasama ekonomi yang dibuat oleh ASEAN dengan Negara China. AFTA ini mulai berjalan efektif pada awal januari 2010.
Jika kita melihat dari satu sisi, maka akan kita temukan berbagai hal yang seolah-olah menguntungkan kita. Namun di sisi lain globalisasi juga membawa hal yang dapat menimbulkan masalah baru. Dalam bidang pertanian misalanya, bagaimana pasar kita di tanah air hari ini, tak mampu mengimbangi serbuan produk dari luar negeri, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sehingga hal ini secara tidak langsung berdampak pada yang pertama adalah pola konsumsi masyarakat yang berubah cenderung memilih produk impor, terutama untuk kalangan menengah ke atas.
Efek yang kemudian muncul oleh hal ini tentu saja menurunnya permintaan produk atau komoditas yang dihasilkan petani kita, sementara permintaan produk (pertanian) impor semakin meroket.
Minggu, 24 April 2011
Rabu, 20 April 2011
KEPEKAAN SOSIAL
Akhir-akhir ini kita menyaksikan berbagai bencana alam silih berganti menghampiri. Tak hanya di negeri kita Indonesia, melainkan juga di beberapa negara lain di belahan dunia. Bencana alam ini tentu selain akan merugikan berupa harta, jiwa dan bangunan, juga akan menyisakan luka yang mendalam bagi para korban.
Di sinilah keberadaan relawan di perlukan dalam membantu para korban. Tak terkecuali mahasiswa yang dengan Tri Dharma Perguruan Tingginya, maka hal ini merupakan salah satu perwujudan dari pengabdian kepada masyarakat. Bantuan yang diberikan bisa berupa materi (uang dan bahan makanan) maupun non materi (menghibur korban).
Dengan terjunnya mahasiswa ke ranah-ranah sosial di samping meringankan beban korban bencana, maka efek lain yang akan muncul adalah klarifikasi terhadap anggapan bahwa mahasiswa hanya orang yang bergelut dengan teori, sok tau, suka demo, rusuh dan sebagainya. Namun mahasiswa juga bisa menempatkan diri dalam masyarakat serta punya kepekaan sosial yang tinggi.
Di sinilah keberadaan relawan di perlukan dalam membantu para korban. Tak terkecuali mahasiswa yang dengan Tri Dharma Perguruan Tingginya, maka hal ini merupakan salah satu perwujudan dari pengabdian kepada masyarakat. Bantuan yang diberikan bisa berupa materi (uang dan bahan makanan) maupun non materi (menghibur korban).
Dengan terjunnya mahasiswa ke ranah-ranah sosial di samping meringankan beban korban bencana, maka efek lain yang akan muncul adalah klarifikasi terhadap anggapan bahwa mahasiswa hanya orang yang bergelut dengan teori, sok tau, suka demo, rusuh dan sebagainya. Namun mahasiswa juga bisa menempatkan diri dalam masyarakat serta punya kepekaan sosial yang tinggi.
Senin, 18 April 2011
KEBERADAAN PERHIMPUNAN DAERAH DI KALANGAN MAHASISWA
Perhimpunan mahasiswa berbasis kedaerahan memiliki daya tarik tersendiri dibanding organisasi-organisasi lain. Karena banyaknya kesamaan-kesamaan antar setiap anggotanya─budaya, bahasa, serta latar belakang sejarah─ sehingga dengan sendirinya akan memunculkan sinergitas yang kuat dalam menghimpun jalinan persaudaraan antar sesama mahasiswa sedaerah.
Kekhawatiran akan munculnya ego kedaerahan tentu bisa saja terjadi. Namun, hal ini bisa dieliminir dengan mengadakan kegiatan-kegiatan, pentas kesenian daerah misalnya, yang melibatkan seluruh perhimpunan mahasiswa daerah dari daerah-daerah lain yang bisa dijangkau di lingkup Universitas, sehingga perhimpunan mahasiswa tidak hanya menjadi sarana integrasi namun juga akan menjadi wadah aktualisasi.
Kekhawatiran akan munculnya ego kedaerahan tentu bisa saja terjadi. Namun, hal ini bisa dieliminir dengan mengadakan kegiatan-kegiatan, pentas kesenian daerah misalnya, yang melibatkan seluruh perhimpunan mahasiswa daerah dari daerah-daerah lain yang bisa dijangkau di lingkup Universitas, sehingga perhimpunan mahasiswa tidak hanya menjadi sarana integrasi namun juga akan menjadi wadah aktualisasi.
Sabtu, 02 April 2011
KEHARUSAN dan SEHARUSNYA
Sering kita mendengar dua kata yang berasal dari kata yang sama ini, yakni kata "harus"... Namun dalam penggunaanya pada kalimat akan menimbulkan makna dan arti berbeda,,,so bgaimana kwan2 menerjemahkan kata2 ini,,,atau dimana letak perbedaan maknanya,,,
Langganan:
Postingan (Atom)